- 45% Cekulase Dry Weigts yaitu molekul yang besar yaitu reaksi polimer glukosa.
- Hemiselulosa 20-25%
reaksi polimer sugar.
- Lignin 5-25% Polyphenol
Polymer. Gugus kimia Phenol yaitu Benzol hidrolisil (C6H6).
Grup
a. Penyulingan
dengan sistem rebus (Water Distillation)
b. Penyulingan
dengan air dan uap (Water and Steam Distillation)
Penyulingan dengan air dan uap ini biasa dikenal dengan
sistem kukus. Cara ini sebenarnya mirip dengan system rebus, hanya saja bahan
baku dan air tidak bersinggungan langsung karena dibatasi dengan saringan
diatas air. Cara ini adalah yang paling banyak dilakukan pada dunia industri
karena cukup membutuhkan sedikit air sehingga bisa menyingkat waktu proses
produksi. Metode kukus ini biasa dilengkapi sistem kohobasi yaitu air kondensat
yang keluar dari separator masuk kembali secara otomatis ke dalam ketel agar
meminimkan kehilangan air. Bagaimanapun cost produksi juga diperhitungkan dalam
aspek komersial. Disisi lain, sistem kukus kohobasi lebih menguntungkan oleh
karena terbebas dari proses hidrolisa terhadap komponen minyak atsiri dan
proses difusi minyak dengan air panas. Selain itu dekomposisi minyak akibat
panas akan lebih baik dibandingkan dengan metode uap langsung (Direct Steam
Distillation). Metode penyulingan dengan sistem kukus ini dapat menghasilkan
uap dan panas yang stabil oleh karena tekanan uap yang konstan.
c. Penyulingan dengan uap langsung (Direct Steam
Distillation)
Pada sistem ini bahan baku tidak kontak langsung dengan air
maupun api namun hanya uap bertekanan tinggi yang difungsikan untuk menyuling
minyak. Prinsip kerja metode ini adalah membuat uap bertekanan tinggi didalam
boiler, kemudian uap tersebut dialirkan melalui pipa dan masuk ketel yang
berisi bahan baku. Uap yang keluar dari ketel dihubungkan dengan kondensor. Cairan
kondensat yang berisi campuran minyak dan air dipisahkan dengan separator yang
sesuai berat jenis minyak. Penyulingan dengan metode ini biasa dipakai untuk
bahan baku yang membutuhkan tekanan tinggi pada proses pengeluaran minyak dari
sel tanaman, misalnya gaharu, cendana, dll.
2. Ekstraksi (pemisahan dua zat yang
berbeda antara zat pelarut dan terlarut)
a. Ekstraksi dengan pelarut menguap
Prinsip metode ekstraksi dengan pelarut menguap adalah
melarutkan minyak atsiri di dalam bahan pelarut organik yang mudah menguap.
Pelarut yang dapat digunakan di antaranya alkohol, heksana, benzena, dan
toluena. Selain itu, dapat juga menggunakan pelarut non-polar seperti metanol,
etanol, kloroform, aseton, petroleum eter, dan etilasetat dengan kadar 96%.
b. Ekstraksi dengan lemak padat
Prinsip metode ekstraksi dengan lemak padat adalah
penyerapan senyawa minyak atsiri dengan lemak. Dalam melakukan ekstraksi
dengan lemak padat, jenis lemak yang digunakan perlu diperhatikan. Syarat lemak
yang dapat digunakan haruslah lemak yang tidak berbau dan mempunyai konsistensi
tertentu. Lemak yang berbau dapat mencemari minyak yang dihasilkan.
Bau lemak dapat dihilangkan dengan proses deodorisasi.
C.
Proses
Pembuatan Minyak Kayu Putih
Daun kayu putih
dipetik terlebih dahulu dari pohonnya kemudian baru dilakukan penyulingan
secara sederhana.
Setelah itu daun
minyak kayu putih dimasukkan diatas rak dalam ketel tempat perebusan dan pada
dasar ketel diisi air yang dibakar menggunakan tungku,ketel ditutup rapat agar
uapnya tidak keluar. Disebelah ketel tersebut ada bak penampung air yang
merupakan salah satu tahap penyulingan.
Uap dari daun
yang direbus didinginkan hingga menjadi minyak air putih yang keluar dari pipa
penyulingan dengan sendirinya.penyulingan berlangsung kurang lebih 20 menit.
Setelah minyak
kayu putih keluar dilakukan pengemasan, namun sebelum dilakukan pengemasan.
Minyak kayu putih disaring terlebih dulu dengan kapas, kemudian baru dimasukkan
dalam botol dan ditutup dengan rapat.selain dapat menghasilkan minyak kayu
putih, batang dan daun yang telah dimasak dikeringkan kembali yang kemudian
bisa digunakan untuk pembakaran minyak kayu putih tersebut.kemudian minyak kayu
putih siap untuk dipakai.
Fungsi
alat yang digunakan dalam penyulingan minyak kayu putih :
a.
Ketel suling berfungsi
sebagai wadah air dan uap untuk mengadakan kontak dengan bahan baku dan
menguapkan minyak.ketel suling ini berbentuk silinder dan dilengkapi penutup
yang dapat dibuka pada bagian atas penampang ketel dan didalamnya dilengkapi
dengan rak kayu yang berpori.pada ketel dipasang pipa yang berfungsi
mengalirkan uap pada kondensor.
b.
Rak Kayu berfungsi
sebagai tempat meletakan daun kayu putih agar tidak terjadi kontak langsung
dengan air. Rak kayu ini berada didalam ketel suling dan terbuat dari kayu
miranti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar