Sabtu, 26 September 2020

Materi Kuliah Jurusan Teknik Kimia Semester 6


Saya akan memberikan link buku catatan materi semester 6, yaitu utilitas, TRK 2, PAP 2, Instrumen Proses, Teknologi Pupuk dan Teknologi Kertas. Sedangkan catatan Ekonomi Teknik tidak ada karena catatannya sudah hilang 😓

 1. Utilitas
    Berikut adalah link buku catatan serta perencanaan pembangunan utilitas dalam bentuk Aspen Plus, P&ID dan 3Dplant

2. Teknik Reaksi Kimia 2
    Berikut adalah link buku catatan Teknik Reaksi Kimia 2

3. Perancangan Alat Proses 2
    Berikut adalah link buku catatan Perancangan Alat Proses 2 

4. Instrumen Proses
    Berikut adalah link buku catatan Instrumen Proses

5. Proses Perpindahan Panas
    Berikut adalah link buku catatan lengkap Proses Perpindahan Panas

6. Teknologi Pupuk
    Berikut adalah link buku catatan serta percobaan saya membuat amonia dan urea dalam bentuk aspen plus

7. Teknologi Kertas
    Berikut adalah link buku catatan Teknologi Kertas

ZAT ORGANIK PADA PADATAN KAYU
SERTA PRODUK YANG DAPAT DIHASILKAN SELAIN KERTAS
 
A.                A.     Porsi Padatan Kayu 95% Zat Organik
Zat organic dari padatan kayu dibedakan menjadi 3 grup, yaitu:

  • 45% Cekulase Dry Weigts yaitu molekul yang besar yaitu reaksi polimer glukosa.
  • Hemiselulosa 20-25% reaksi polimer sugar.
  •  Lignin 5-25% Polyphenol Polymer. Gugus kimia Phenol yaitu Benzol hidrolisil (C6H6).

Grup

B.                 Proses Pembuatan Parfume
1.            Destilasi ( penguapan)

a.       Penyulingan dengan sistem rebus (Water Distillation)

Cara penyulingan dengan sistem ini adalah dengan memasukkan bahan baku, baik yang sudah dilayukan, kering ataupun bahan basah ke dalam ketel penyuling yang telah berisi air kemudian dipanaskan. Uap yang keluar dari ketel dialirkan dengan pipa yang dihubungkan dengan kondensor. Uap yang merupakan campuran uap air dan minyak akan terkondensasi menjadi cair dan ditampung dalam wadah. Selanjutnya cairan minyak dan air tersebut dipisahkan dengan separator pemisah minyak untuk diambil minyaknya saja. Cara ini biasa digunakan untuk menyuling minyak aromaterapi seperti mawar dan melati. Meskipun demikian bunga mawar, melati dan sejenisnya akan lebih cocok dengan sistem enfleurasi, bukan destilasi. Yang perlu diperhatikan adalah ketel terbuat dari bahan anti karat seperti stainless steel, tembaga atau besi berlapis aluminium. 

 

b.   Penyulingan dengan air dan uap (Water and Steam Distillation)

Penyulingan dengan air dan uap ini biasa dikenal dengan sistem kukus. Cara ini sebenarnya mirip dengan system rebus, hanya saja bahan baku dan air tidak bersinggungan langsung karena dibatasi dengan saringan diatas air. Cara ini adalah yang paling banyak dilakukan pada dunia industri karena cukup membutuhkan sedikit air sehingga bisa menyingkat waktu proses produksi. Metode kukus ini biasa dilengkapi sistem kohobasi yaitu air kondensat yang keluar dari separator masuk kembali secara otomatis ke dalam ketel agar meminimkan kehilangan air. Bagaimanapun cost produksi juga diperhitungkan dalam aspek komersial. Disisi lain, sistem kukus kohobasi lebih menguntungkan oleh karena terbebas dari proses hidrolisa terhadap komponen minyak atsiri dan proses difusi minyak dengan air panas. Selain itu dekomposisi minyak akibat panas akan lebih baik dibandingkan dengan metode uap langsung (Direct Steam Distillation). Metode penyulingan dengan sistem kukus ini dapat menghasilkan uap dan panas yang stabil oleh karena tekanan uap yang konstan.

 

   c.      Penyulingan dengan uap langsung (Direct Steam Distillation)

Pada sistem ini bahan baku tidak kontak langsung dengan air maupun api namun hanya uap bertekanan tinggi yang difungsikan untuk menyuling minyak. Prinsip kerja metode ini adalah membuat uap bertekanan tinggi didalam boiler, kemudian uap tersebut dialirkan melalui pipa dan masuk ketel yang berisi bahan baku. Uap yang keluar dari ketel dihubungkan dengan kondensor. Cairan kondensat yang berisi campuran minyak dan air dipisahkan dengan separator yang sesuai berat jenis minyak. Penyulingan dengan metode ini biasa dipakai untuk bahan baku yang membutuhkan tekanan tinggi pada proses pengeluaran minyak dari sel tanaman, misalnya gaharu, cendana, dll.

 

 

2.            Ekstraksi (pemisahan dua zat yang berbeda antara zat pelarut dan terlarut)

   a.     Ekstraksi dengan pelarut menguap

Prinsip metode ekstraksi dengan pelarut menguap adalah melarutkan minyak atsiri di dalam bahan pelarut organik yang mudah menguap. Pelarut yang dapat digunakan di antaranya alkohol, heksana, benzena, dan toluena. Selain itu, dapat juga menggunakan pelarut non-polar seperti metanol, etanol, kloroform, aseton, petroleum eter, dan etilasetat dengan kadar 96%.

 

b.       Ekstraksi dengan lemak padat

Prinsip metode ekstraksi dengan lemak padat adalah penyerapan senyawa minyak atsiri dengan lemak. Dalam melakukan ekstraksi dengan lemak padat, jenis lemak yang digunakan perlu diperhatikan. Syarat lemak yang dapat digunakan haruslah lemak yang tidak berbau dan mempunyai konsistensi tertentu.  Lemak yang berbau dapat mencemari minyak yang dihasilkan. Bau lemak dapat dihilangkan dengan proses deodorisasi.

 

C.                Proses Pembuatan Minyak Kayu Putih

Daun kayu putih dipetik terlebih dahulu dari pohonnya kemudian baru dilakukan penyulingan secara sederhana.

Setelah itu daun minyak kayu putih dimasukkan diatas rak dalam ketel tempat perebusan dan pada dasar ketel diisi air yang dibakar menggunakan tungku,ketel ditutup rapat agar uapnya tidak keluar. Disebelah ketel tersebut ada bak penampung air yang merupakan salah satu tahap penyulingan.

Uap dari daun yang direbus didinginkan hingga menjadi minyak air putih yang keluar dari pipa penyulingan dengan sendirinya.penyulingan berlangsung kurang lebih 20 menit.

Setelah minyak kayu putih keluar dilakukan pengemasan, namun sebelum dilakukan pengemasan. Minyak kayu putih disaring terlebih dulu dengan kapas, kemudian baru dimasukkan dalam botol dan ditutup dengan rapat.selain dapat menghasilkan minyak kayu putih, batang dan daun yang telah dimasak dikeringkan kembali yang kemudian bisa digunakan untuk pembakaran minyak kayu putih tersebut.kemudian minyak kayu putih siap untuk dipakai.

 

Fungsi alat yang digunakan dalam penyulingan minyak kayu putih :

a.                   Ketel suling berfungsi sebagai wadah air dan uap untuk mengadakan kontak dengan bahan baku dan menguapkan minyak.ketel suling ini berbentuk silinder dan dilengkapi penutup yang dapat dibuka pada bagian atas penampang ketel dan didalamnya dilengkapi dengan rak kayu yang berpori.pada ketel dipasang pipa yang berfungsi mengalirkan uap pada kondensor.

b.                  Rak Kayu berfungsi sebagai tempat meletakan daun kayu putih agar tidak terjadi kontak langsung dengan air. Rak kayu ini berada didalam ketel suling dan terbuat dari kayu miranti.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar