CONTOH
TEKNOLOGI AIR DAN BUANGAN
INDUSTRI
PENGOLAHAN LIMBAH DI PABRIK MIE INSTAN
1.
Ringkasan Sejarah Mie
Instan dan Perusahaan
Mie
merupakan jenis makanan yang sudah begitu akrab bagi sebagian besar lidah orang
Indonesia, bahkan dunia. Makanan yang banyak mengandung karbohidrat ini
menggantikan fungsi nasi sebagai makanan pokok. Tekstur mie yang kenyal, dapat
menyenangkan, dan cara memasaknya yang praktis membuat makanan ini banyak
digemari.
Menurut
catatan sejarah, mie dibuat pertama kali di daratan Cina sekitar 2000 tahun
yang lalu pada masa pemerintahan Dinasti Han. Dari Cina, mie berkembang dan
menyebar ke Jepang, Korea, Taiwan, dan Negara-negara di Asia Tenggara termasuk Indonesia.
Di Benua Eropa, mie mulai dikenal setelah Marcopolo berkunjung ke Cina dan
membawa oleh-oleh mie. Selanjutnya, mie berubah menjadi pasta di Eropa, seperti
yang dikenal saat ini (Suyanti, 2008).
Dalam
Standar Nasional (SNI) nomor 33511994, mie instan didefinisikan sebagai produk
makanan kering yang dibuat dari tepung terigu dengan atau tanpa penambahan
bahan makanan lain dan bahan tambahan makanan yang diizinkan, berbentuk khas
mie dan siap dihidangkan setelah dimasak atau diseduh dengan air mendidih
paling lama 4 menit. Mie instan umumnya dikenal sebagai ramen. Mie ini
dibuat dengan penambahan beberapa proses setelah diperoleh mie segar. Tahap-tahap
tersebut adalah pengukusan, pembentukan, dan pengeringan. Kadar air mie instan
umumnya mencapai 5%- 8 % sehingga memiliki daya simpan yang lama. Berdasarkan
proses pengeringan, dikenal dua macam mie pengeringan dengan cara menggoreng
menghasilkan mie instan (instant atau fried noodle), sedangkan
pengeringan dengan udara panas disebut mie kering (dried noodle). Mie
instan mampu menyerap minyak hingga 20% selama penggorengan (dalam proses
pembuatan mie) sehingga mie instan memiliki keunggulan rasa dibanding mie jenis
lain. Namun demikian, mie instan diisyaratkan agar pada saat perebusan tidak
ada minyak yang terlepas ke dalam air dan hasilnya mie harus cukup kompak dan
permukaannya tidak lengket (Astawan, 1999).
Salah
satu perusahaan mie yang berada di Indonesia yaitu PT. Indofood Sukses Makmur
Tbk, Noodles Division. Produk mie yang diproduksi oleh PT. Indofood
Sukses Makmur Tbk, Noodles Division yaitu Indomie, Sarimi, Supermi, Nikimiku
dan sakura. Kelima jenis produk ini mempunyai tingkat day jual/pangsa pasar yang berbeda-beda dan merk
Indomie yang paling laku di pasaran sedangkan produk lainnya dibawah Indomie.
Selain itu, produk-produk yang dihasilkan oleh PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, Noodles
Division lebih menguasai pasar bila dibandingkan dengan perusahaan mie
instan lainnya hal ini dapat dilihat dari tingkat penjualan produk mie instan
di PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, Noodles Division.
2.
Bahan Pembuat Mie
2.1. Bahan
Utama
Tepung
terigu merupakan bahan dasar pembuatan mie. Tepung terigu diperoleh dari biji gandum
(Triticum vulgare) yang digiling. Keistimewaan terigu di antara serelia
lainnya adalah kemampuannya membentuk gluten pada saat terigu
dibasahi dengan air. Sifat elastis gluten pada adonan mi menyebabkan mie
yang dihasilkan tidak mudah putus pada proses pencetakan dan pemasakan.
Biasanya mutu terigu yang dikehendaki adalah terigu yang memiliki kadar air 14 %,
kadar protein 8%-12 %, kadar abu 0,250,60 %, dan gluten basah 24%-36 %.
2.2
Tapioka
Tepung
tapioka adalah pati yang diperoleh dari ekstraksi ubi kayu melalui proses pemarutan,
pemerasan, penyaringan, pengendapan pati, dan pengeringan. Proporsi penggunaan
terigu untuk industri pengolahan mie di Indonesia relative besar. Oleh sebab
itu, pemanfaatan tepung tapioka sebagai pensubstitusi (mengurangi penggunaan)
terigu dalam pembuatan mie diharapkan dapat memberi keuntungan yang cukup besar
(Made Astawan, 1999). Tepung tapioca bisa digunakan sebagai bahan alternatif
agar mie tetap kenyal.
2.3 Air
Air
berfungsi sebagai media reaksi antara gluten dan karbohidrat, melarutkan garam,
dan membentuk sifat kenyal gluten. Pati dan gluten akan mengembang
dengan adanya air. Air yang digunakan sebaiknya memiliki pH antara 6–9, hal ini
disebabkan absorpsi air semakin meningkat dengan naiknya pH. Makin banyak air yang
diserap, mi menjadi tidak mudah patah. Jumlah air yang optimum membentuk pasta
yang baik (Anonim, 2009).
2.4 Garam
Garam
berperan dalam memberi rasa, memperkuat tekstur mie, meningkatkan fleksibilitas
dan elastisitas mi serta mengikat air. Garam dapat menghambat aktivitas enzim
protease dan amilase sehingga pasta tidak bersifat lengket dan tidak mengembang
secara berlebihan (Winarno, F. G, 1997).
2.5 Soda
Abu
Soda
abu merupakan campuran dari natrium karbonat dan kalium karbonat (perbandingan
1:1). Soda abu berfungsi untuk mempercepat pengikatan gluten, meningkatkan
elastisitas dan fleksibilitas mie, meningkatkan kehalusan tekstur, serta meningkatkan
sifat kenyal (Made Astawan, 1999).
2.6 Minyak
Goreng
Minyak dapat digunakan sebagai medium
penggorengan bahan. Dalam penggorengan, minyak berfungsi sebagai medium
penghantar panas, menambah rasa gurih dan kalori dalam bahan. Minyak yang telah
rusak mengakibatkan kerusakan nilai gizi, tetapi juga merusak tekstur, flavor
dari bahan yang digoreng. Kerusakan minyak selama penggorengan akan mempengaruhi
mutu dan nilai gizi bahan yang digoreng. Minyak yang rusak akibat proses
oksidasi dan polimerisasi akan menghasilkan bahan dengan rupa yang kurang menarik
dan cita rasa yang tidak enak. Hasil oksidasi lemak dalam bahan pangan tidak
hanya mengakibatkan rasa dan bau tidak enak, tetapi juga dapat menurunkan nilai
gizi karena kerusakan vitamin (karoten dan tokoferol) dan asam
lemak essensial dalam lemak (Ketaren, 1986).
3. Pengolahan Limbah
3.1 Macam-Macam
Limbah
Macam-macam
limbah yang yang ada di PT. Indofood Sukses Makmur Tbk adalah :
3.1.1 Limbah
Padat
a. Ceceran
adonan mie dan produk kadaluarsa : mie gagal produksi, mie basah, mie hancur pecah
(HP) dan mie hancur halus (HH), yang berasal dari pembentukan mie, pengukusan
mie, dan saat penggorengan mie.
b. Bekas
kemasan bahan baku, bahan penolong, dan kemasan rusak : plastik, karton, kantong
tepung, bobin, kertas dari gudang Raw Material, gudang Finished Good, dan mesin
pengemas.
c. Limbah
padat domestik : karton dan sampah yang berasal dari kantor dan kantin.
3.1.2 Limbah
Cair
Berikut
adalah macam-macam limbah cair di PT. Indofood Sukses Makmur Tbk adalah :
a. Limbah cair produksi
b.
Limbah cair Laboratorium
c.
Limbah Boiler
d.
Limbah kantin dan toilet
3.2 Pengolahan
Limbah
Limbah dari proses produksi di PT.
Indofood Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang berupa limbah
cair, limbah padat dan limbah gas. Limbah padat yang dihasilkan pada waktu
proses produksi mie instan yaitu terdiri dari scrab mie HH/HP, scrab mie basah,
scrab mie hancur minyak, scrab karton bekas bumbu, scrab karton bekas minyak
bumbu, scrab sak tepung, scrab plastic bekas dan scrab bobin. Mie yang
tidak masuk dalam standar produk dipisahkan dan ditempatkan pada plastik. Mie
yang jatuh setelah melewati/sebelum pada waktu proses steam (scrab mi
basah), fryer (scrab mi hancur minyak) diletakkan pada kantong plastic
yang berbeda untuk kemudian digiling dan dijadikan pakan ternak, begitu juga
untuk scrab mie yang jatuh ke lantai (berukuran kecil/serbuk). Sedangkan untuk scrab
mie HP yang masih dalam keadaan bersih ini dijadikan serbuk koya. Scrab karton
bekas bumbu, scrab karton bekas minyak bumbu, scrab sak tepung,
scrab plastik bekas dan scrab bobin disimpan dalam gudang penyimpanan
scrab untuk kemudian dijual. Limbah cair berupa sisa steaming, air sisa
pencucian alat, air dari kantin, laboratorium, kamar mandi/toilet. Limbah ini nantinya
diproses menjadi satu di tempat unit pengolahan limbah yang sudah disediakan
sehingga tidak mengotori lingkungan dan prosesnya pun sangat ramah lingkungan.
Diagram alir proses pengolahan limbah dapat di lihat:
Trapping
↓
Ekualisasi
↓
UASB
↓
Aerasi
↓
Sedimentasi
↓
Koagulasi
↓
Klorinasi
↓
Filterisasi
↓
Air limbah
terolah
↓
Penampungan
↓
Air untuk penyiraman taman, pencucian ban mobil
Keterangan:
a. Traping
adalah usaha memisahkan antara limbah padat yang terikut dalam limbah mengalir,
limbah mengapung dan limbah cair.
b. Equalisasi
adalah mengikat sumber limbah yang bermacam-macam yaitu unit produksi, kantin,
kamar kecil dan boiler.
c. Aerasi
bertujuan untuk mendgradasi sisa polutan secara aerob.
d. Sedimentasi
mengendapkan padatan tersuspensi yang terikat dalam proses aerasi.
e. Bak kontrol
diuji apakah memenuhi syarat untuk kehidupan atau tidak dengan cara memelihara
ikan mas didalamnya.
f. Koagulasi
dan sedimentasi penggumpalan dimaksudkan menggumpalkan padatan tersuspensi
dengan bantuan Alumunium Sulfat (Al2(SO4)3) yang disebut juga Filter Alumunium.
g. Klorinasi
untuk membunuh mikroba yang mungkin ada dalam air limbah maka dimasukkan
kaporit (CaCl(OCl) ke dalam air di bak klorinasi.
h. Penyaringan
dan organosorb sisa endapan yang masih terikat dalam air yang telah diklorinasi
disaring dengan menggunakan sand filter dan arang aktif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar